Artikel Terbaru :

Janur Kuning (Serangan Umum 1 Maret 1949)

Ada banyak data yang mendukung bahwa serangan enam itu merupakan ide, inisiatif dan gagasan Sri Sultan HB IX.

Letnan Kolonel Soeharto menyiapkan serangan balasan terhadap tentara Belanda. Untuk memberi tanda pada serangan, Soeharto menyuruh pasukan untuk memakai tanda 'janur kuning' yang dikalungkan. Dibantu masyarakat, Serangan Umum 1 Maret 1949 pun terjadi.

Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kolonel Van Langen kocar-kacir. Pasukan Indonesia terus maju dan memukul jantung pertahanan Belanda. Akhirnya, pertempuran selama enam jam di Yogyakarta membuahkan hasil bagi Indonesia. Yogyakarta kembali dikuasai oleh Republik Indonesia.

Ya, itulah jalan cerita film "Janur Kuning". Sebuah film perjuangan Indonesia yang diproduksi pada 1979. Film yang disutradarai oleh Alam Rengga Surawidjaja ini dibintangi, antara lain, oleh Kaharudin Syah sebagai Letkol Soeharto, Deddy Sutomo sebagai Jenderal Sudirman, Sutopo HS sebagai Kapten Amir Mahmud, dan Dicky Zulkarnaen sebagai komandan pasukan Belanda. Pemain lainnya, antara lain, Pong Harjatmo, Any Kusumo, dan Amak Baldjun.

"Letkol Soeharto sebagai tokoh utama dalam film 'Janur Kuning'. Tapi, peristiwa itu, apakah Soeharto sebagai perancang Serangan Umum 1 Maret 1949? Itulah yang harus diluruskan, "kata sejarawan Anhar Gonggong.

Film kolosal itu memang luar biasa pada era 1980-an. Setiap menjelang 1 Maret, stasiun TVRI selalu menyiarkan film tersebut. Film ini merupakan kedua tentang peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Sebelumnya, sudah ada film "Enam Jam" di Jogja yang diproduksi pada 1951.

Film ini termasuk yang termahal saat itu. Biaya produksinya sekitar Rp. 375 juta. Biaya tersebut digunakan untuk membuat 300 seragam tentara dan seragam untuk sekitar 8.000 orang pemain figuran.

Film ini meraih emas Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Festival Film Indonesia (FFI) 1980 untuk Pameran Harapan Pria (Amak Baldjun), Plaket PPFI, FFI 1980 untuk produser Filma yang mengolah Perjuangan Bangsa, serta unggulan FFI 1980 untuk Pameran Pembantu Pria (Amak Baldjun).

Cerita film ini dilatarbelakangi perjuangan kemerdekaan Indonesia, utamanya di Yogyakarta. Janur Kuning adalah lambang yang dikenakan