REPUBLIKA.CO.ID, Waktu kecil Abdusy Syams (hamba Matahari) sangat
sayang kepada seekor anak kucing betina, yang dalam bahasa Arab disebut
Hurairah. Sejak itu dia dikenal dengan panggilan Abu Hurairah. Setelah
masuk Islam, Rasulullah SAW lebih suka memanggilnya Abu Hirr sebagai
panggilan akrab, dan dia lebih suka panggilan itu. Abu Hirr artinya
penyayang kucing jantan. Namun, Rasulullah SAW kemudian mengganti
namanya menjadi Abdur Rahman (hamba Allah yang Maha Penyayang).
Abu Hurairah RA berasal dari suku Daus dan dia masuk Islam melalui
Thufail bin ‘Amir ad-Dausy, salah seorang pemimpin suku tersebut.
Setelah masuk Islam, pemuda ad-Dausy ini pergi ke Madinah menemui Nabi
dan berkhidmat untuk Rasulullah sepenuh hati. Dia tinggal bersama ahli
shuffah di beranda Masjid Nabawi. Tiap waktu dia bisa shalat di belakang
Nabi dan mendengarkan pelajaran berharga dari Nabi.
Abu Hurairah punya ibu yang sudah tua dan sangat disayanginya. Dia ingin ibunya memeluk Islam, tapi menolak bahkan mencela Rasulullah SAW. Abu Hurairah sangat sedih. Dia pergi menemui Rasulullah sambil menangis. “Mengapa engkau menangis wahai Abu Hirra?” sapa Nabi. Abu Hurairah menjelaskan apa yang menyebabkan hatinya galau, sambil meminta Rasul mendoakan ibunya. Lalu Nabi berdoa agar ibu Abu Hurairah terbuka hatinya untuk menerima Islam.
Suatu hari Abu Hurairah menemui ibunya. Sebelum membuka pintu dia mendengar suara gemericik air, kemudian terdengar suara ibunya. “Tunggu di tempatmu, Nak.”
Setelah dipersilakan masuk, Abu Hurairah kaget tatkala ibunya langsung menyambut dengan ucapan dua kalimat syahadat. Alangkah bahagianya Abu Hurairah, keinginannya tercapai. Segera dia kembali menemui Rasulullah. “Dulu aku menangis karena sedih, sekarang aku menangis karena gembira.”
(sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/02/01/n0aymx-sayangi-ibu-1)
illustrasi |
Abu Hurairah punya ibu yang sudah tua dan sangat disayanginya. Dia ingin ibunya memeluk Islam, tapi menolak bahkan mencela Rasulullah SAW. Abu Hurairah sangat sedih. Dia pergi menemui Rasulullah sambil menangis. “Mengapa engkau menangis wahai Abu Hirra?” sapa Nabi. Abu Hurairah menjelaskan apa yang menyebabkan hatinya galau, sambil meminta Rasul mendoakan ibunya. Lalu Nabi berdoa agar ibu Abu Hurairah terbuka hatinya untuk menerima Islam.
Suatu hari Abu Hurairah menemui ibunya. Sebelum membuka pintu dia mendengar suara gemericik air, kemudian terdengar suara ibunya. “Tunggu di tempatmu, Nak.”
Setelah dipersilakan masuk, Abu Hurairah kaget tatkala ibunya langsung menyambut dengan ucapan dua kalimat syahadat. Alangkah bahagianya Abu Hurairah, keinginannya tercapai. Segera dia kembali menemui Rasulullah. “Dulu aku menangis karena sedih, sekarang aku menangis karena gembira.”
(sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/02/01/n0aymx-sayangi-ibu-1)